KEUTAMAAN MEMBALAS KEBAIKAN
بسم الله الرحمن الرحيم
Kita sampai pada hadits terakhir pada Bāb Al-Birru Wa Ash-Shilah.
وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله تعالى عنهما: عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: "مَنِ اسْتَعاَذَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعِيْذُوْهُ، وَمَنْ سَأَلَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعْطُوْهُ، وَمَنْ أَتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوْفاً فَكَافِئُوْهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوْا فاَدْعُوْا لَهُ." أَخْرَجَهُ الْبَيْهَقِيُّ.
Dari shahābat Ibnu
‘Umar Radhiyallāhu anhumā ia berkata: Dari Rasūlullāh Shallallāhu 'Alayhi Wasallam, Beliau
bersabda:
“Barangsiapa
yang memohon pertolongan kepada kalian dengan bertawasul (dengan menyebut nama
Allāh) maka
tolonglah dia. Dan barangsiapa yang meminta kepada kalian dengan menyebut nama
Allāh maka
penuhilah permintaannya. Dan barangsiapa yang berbuat baik kepada kalian maka
balaslah (kebaikan tersebut). Jika kalian tidak mendapati (apa yang bisa kalian
buat balas kebaikan tersebut) maka do'akanlah dia (orang yang berbuat baik
tersebut).”
(HR. Imam Baihaqi, hadist shahīh, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan
Al-Hakim dan disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi rahimahullāh Ta'āla)
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allãh Subhānahu wa Ta'āla,
Hadits ini mengandung 3 permasalahan:
■ PERMASALAHAN
PERTAMA
Barang siapa yang memohon perlindungan kepada kalian dengan
menyebut nama Allãh Subhānahu wa
Ta'āla maka
lindungilah.
Kenapa?
Karena dia meminta kepada kita dengan nama Allãh.
Dia mengatakan, "Tolonglah aku, demi Allãh, tolonglah
aku."
Maka kita harus menolong dia kalau kita mampu, karena sebagai
bentuk pengagungan terhadap Allãh, karena dia telah minta kepada kita dengan
nama Allãh Subhānahu wa
Ta'āla.
■
PERMASALAHAN KEDUA
Kemudian juga, jika dia minta sesuatu yang lain yang kita mampu
untuk melakukannya, maka kita lakukan.
Contohnya:
⑴ Dia punya hutang kepada kita, dia belum mampu membayar dan dia
mengatakan:
"Demi Allãh, tolong beri aku kesempatan lagi, aku belum
bisa bayar, tundalah jatuh temponya."
Kalau kita mampu, kita harus memberi kesempatan karena dia minta
dengan nama Allãh, kita tunda waktu pembayaran hutangnya.
Demikian juga misalnya,
⑵ Dia minta sesuatu yang kita mampu untuk memberikan sesuatu
tersebut, dia minta dengan nama Allãh Subhānahu wa
Ta'āla, kalau
kita mampu maka bantu karena kita mengagungkan Allãh, dia minta dengan nama Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Karena dengan kita membantu dia berarti kita telah mengagungkan
Allãh Subhānahu wa
Ta'āla,
berarti kita akan medapatkan pahala dari Allãh Subhānahu wa Ta'āla.
Namun ini semua, sebagaimana penjelasan para ulama, kalau tidak
menimbulkan kemudharatan bagi kita.
Jika dia minta sesuatu kepada kita yang kita tidak mampui atau
memberi kemudharatan kepada kita, maka tidak perlu kita penuhi.
Adapun kalau di luar kemampuan kita, meskipun dia minta dengan
nama Allãh maka kata Allãh:
لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلَّا وُسْعَهَا
"Allãh tidak membebani seorang hamba di luar daripada
kemampuannya." (Al-Baqarah 286)
■
PERMASALAHAN KETIGA
Barang siapa berbuat baik kepada kalian maka balaslah kebaikan
tersebut.
Ini adalah ajaran Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, sehingga tatkala ada
orang yang berbuat baik kepada kita, kita berusaha membalas agar kita tidak
punya hutang budi.
Karena hutang budi itu sesuatu yang tidak enak dirasakan oleh
seseorang.
Jika seseorang berusaha hanya tunduk kepada Allãh Subhānahu wa Ta'āla tetapi punya hutang budi
sama orang lain maka akan ada sedikit ketundukan kepada orang lain tersebut.
Untuk itu, jika ada yang berbuat baik kepada kita, kita berusaha
balas kebaikannya sebisa mungkin.
Namun kata Nabi shallallāhu 'alayhi
wa sallam, kalau kita tidak punya kemampuan maka do'akan dia.
Kita mengucapkan:
جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا
"Semoga Allāh
membalasmu dengan kebaikan."
(HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam kitab
Shahih Al jami’, no. 6368. Dari shahābat Usāmah Bin Zayd)
Atau,
"Terima kasih"
Kemudian kita berdo'a dalam shalat misalnya. Dalam riwayat
disebutkan:
فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَعْلَمُوا أَنْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ
"Berdo'alah sampai kalian tahu bahwa kalian sudah bisa
setimpal dalam membalas kebaikannya." (HR. Imām Ahmad)
Artinya, kita berdo'a dan berdo'a untuk dia sampai menurut kita
sudah cukup dengan do'a kita yang sering ini untuk dia. Kalau kita tidak mampu
untuk membalas kebaikan dia maka kita do'akan dia.
Ini adalah pelajaran yang indah dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam agar
kita tidak merasa punya hutang budi dengan orang lain sehingga kita berusaha
berbuat baik kepada orang.
Kalau kita hutang budi tetap kita balas kebaikanya tetapi
maksudnya dengan semakin kita membalas kebaikan tersebut maka kita semakin
tidak memiliki ketergantungan atau kerendahan di hadapan orang yang membantu
kita.
Maka jika tidak mampu membalas dengan harta maka kita balas
dengan banyak mendo'akan dia.
Kecuali jika orang yang membantu kita adalah orang yang memang
menurut 'urf (kebiasaan) dia tidak butuh balasan.
Misalnya:
• Seorang
raja membantu kita, kita tidak perlu membalas. Namanya raja, kalau kita balas
dia akan merasa malu, merasa dipermalukan, "Kok perlu dibalas?."
• Seorang
mentri
• Atau
orang kaya sekali.
Maka kita balas dengan do'a. Mereka tidak butuh dengan harta dan
pemberian karena mereka sudah berlebihan.
Orang-orang seperti itu kita balas dengan do'a. Sering kita
do'akan mereka dalam shalat kita, dalam ibadah-ibadah kita.
Tapi kalau orang yang membantu kita adalah orang yang sederajat
dengan kita atau lebih sedikit dari kita (tidak terlalu kaya) maka kalau bisa
kita balas dengan harta sebagaimana dia berikan harta kepada kita, maka itu
yang terbaik dan kalau tidak mampu maka dengan do'a.
Demikianlah para ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allãh
Subhānahu wa
Ta'āla.
Kita telah sampai pada hadits yang terakhir dari Bab Al-Birru Wa
Ash-Shilah.
In syā Allāh pada pertemuan yang
berikutnya kita masuk dalam Bab yang baru dari Kitābul Jāmi' yaitu Bab Zuhd wal Wara'.
والله تعالى أعلم بالصواب
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
___________
🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 12 Jumādal Akhir
1437 H / 21 Maret 2016 M
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
📗 Kitābul Jāmi' | Bab Al-Birru (Kebaikan)
Wa Ash-Shilah (Silaturahim)
🔊 Hadits ke-14 | Keutamaan Membalas Kebaikan
⬇ Download Audio | bit.ly/BiAS03-FA-Bab02-H14
➖➖➖➖➖➖➖
📦Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan
Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
📮Saran Dan Kritik
Untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan dikirim
melalui
SaranKritik@bimbinganislam.com