بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Kita lanjutkan hadits yang ke-2 dari Bāb Az Zuhd wal Wara'.
وَعَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله
عليه و سلم : "تَعِـسَ عَـبْدُ الدِّيْنَارِ وَالدِّرْهَـمِ
وَالْقَطِـيْفَةِ، إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ."
أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ.
Dari Abū Hurairah Radhiyallāhu 'anhu ia berkata: Rasūlullāh Sallallāhu 'Alayhi Wasallam bersabda:
“Celaka
budak dinar dan budak dirham, dan budak kain qathīfah. Kalau diberikan
dunia tersebut (entah dinar, dirham atau kain yang lembut tersebut) dia
senang dan kalau tidak mendapatkan dunia tersebut diapun tidak rela
(marah)."
(HR Bukhāri)
⇒ Qathīfah adalah kain yang lembut/halus, seperti kain yang terbuat dari sutra dan ada beludrunya atau semisalnya.
Para Ikhwān dan Akhwat yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Ini adalah ungkapan yang sangat indah dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Nabi
memberitahukan kepada kita bahwasannya ternyata diantara hamba-hamba
Allāh ada yang disebut/dinamakan oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam
dengan nama:
• Hamba dinar
• Hamba dirham
• Hamba al qathīfah (hamba yang pekerjaannya hanya mencari kain yang indah)
Dan kenapa dinamakan "hamba"?
Karena
benar-benar kehidupan mereka demi dinar dan dirham. Benar-benar tujuan
kehidupan mereka adalah untuk mencari dunia semata.
Dan orang seperti ini disebut oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan تَعِـسَ (celaka).
Kenapa ? Karena dia bodoh.
Kehidupan
dia ujungnya hanya ingin mencari dunia. Dia lupa bahwasannya dunia
hanya sementara dan ada kehidupan yang abadi di akhirat kelak.
Kenapa dinamakan dengan "hamba"? Karena benar-benar dia penyembah harta, harta yang mengaturnya.
Dia menyangka tatkala mengumpulkan harta, dia akan menguasai dan mengatur harta tersebut.
Namun pada hakikatnya, sewaktu mengumpulkan harta tersebut dia sebenarnya sedang menyembah harta.
Kenapa ? Karena harta yang mengatur kehidupannya.
Kalau harta mengatakan:
"Kau ingin meraihku, dengan meninggalkan shalāt."
⇒ Maka dia akan meninggalkan shalat.
"Kau bisa meraihku jika dengan durhaka kepada orangtua."
⇒ Maka dia akan durhaka kepada orangtua.
"Kau bisa mendapatkan aku jika kau memutuskan tali silaturahmi atau bermusuhan dengan shahābatmu."
⇒ Maka dia akan lakukan.
Dan ini adalah para penyembah harta.
Dan orang-orang seperti ini rela untuk:
• Ribut dengan orangtua dan teman
• Meninggalkan shalāt
• Berbuat zhalim
Demi untuk mendapatkan secercah dinar dan dirham.
Oleh karenanya, orang seperti ini kehidupannya diatur oleh harta.
Kalau harta mengatakan: "Tunda shalāt !", maka dia akan tunda shalāt
⇒ Dengan demikian berarti:
⑴ Dia penyembah dinar bukan penyembah Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
⑵ Dia menyangka menguasai dinar padahal dinar yang menguasainya.
⑶ Kehidupan dia orientasinya hanyalah dunia.
فَإِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ
"Kalau dia diberi harta dia senang."
⇒ Karena itulah yang dia cari.
وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ
"Kalau tidak mendapat harta (sementara sudah kecapekan mencari harta) maka dia marah."
⇒ Karena orientasinya adalah dunia.
Dan ini sama seperti sifat orang-orang Munāfiq yang Allāh sebutkan dalam surat At Taubah.
Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:
وَمِنْهُمْ مَنْيَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ
"Diantara
mereka ada yang mencela engkau (wahai Muhammad shallallāhu 'alayhi wa
sallam) tatkala engkau membagi-bagikan harta sedekah (zakat).
Kalau
mereka diberi (melihat dari) harta tersebut mereka senang (gembira).
Dan jika mereka tidak diberi dari harta tersebut mereka pun marah."
(QS At Taubah: 58)
Orang-orang Munāfiq, mereka mencela Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam pembagian harta.
Mereka mencela Nabi bukan karena mereka memiliki ide yang lebih bagus dalam masalah pembagian (distribusi), bukan.
Seseorang mungkin memiliki distribusi yang jelek sehingga dikatakan, "Bukan begitu caranya, namun ada cara yang lebih baik."
Sehingga mungkin wajar jika ada celaan tersebut.
Akan
tetapi, ternyata orang-orang Munāfiq mencela Nabi bukan karena cara
distribusi yang keliru, tetapi karena mereka tidak dapat bagian.
⇒ Marahnya mereka karena tidak dapat bagian.
Dan ini terkadang dilakukan oleh sebagian orang.
Mereka
menampakkan kemarahan (pencelaan) seakan akan karena Allāh, tetapi
ternyata bukan, melainkan karena mereka tidak dapat bagian.
Oleh
karenanya, seseorang hendaknya menjauhkan diri dari sifat-sifat munafik
dan berusaha untuk beramal yang orientasinya bukan dunia tetapi karena
Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Bahkan sebagian ulama seperti Syaikh 'Ali Bassam rahimahullāh menyebutkan:
◆ Jika seorang, misalnya bekerja dalam kegiatan agama,
⇒ Mungkin dia sebagai ustadz, muadzdzin, pengajar TPA, penulis buku-buku agama, berdakwah, tugas agama apa saja.
Dan
dia mendapat upah/gaji, kalau dia menjadikan upah/gaji ini sebagai
tujuan utamanya (mengumpulkan harta dengan wasilah agama), maka ini
sangat tercela.
Sesungguhnya dia adalah hamba dinar dan hamba dirham.
◆ Akan tetapi jika dia menerima upah tersebut dari kegiatan agama yang dia kerjakan dan hanya sebagai sarana agar dia bisa:
• Terus beribadah kepada Allāh
• Memenuhi kebutuhan anak & istrinya dalam rangka menjalankan ibadah kepada Allãh
Maka ini in syā Allāh sama sekali tidak tercela, niatnya tulus.
Ingat, asal niatnya harus disambung, jangan berhenti kepada hanya ingin memiliki dunia, tidak.
Tetapi niatnya harus bersambung sehingga dunia tersebut hanyalah sebagai sarana untuk:
✓ Bisa terus beribadah kepada Allāh
✓ Menjalankan kewajiban-kewajiban sebagai hamba di atas muka bumi ini.
Semoga
Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjadikan kita hamba Allāh yang hakiki,
bukan menjadi hamba dinar, hamba dirham, hamba dollar, hamba rupiah atau
hamba dunia-dunia yang lainnya.
والله تعالى أعلم بالصواب
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
___________
🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 26 Jumādal Akhir 1437H / 04 April 2016M
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
📗 Kitābul Jāmi' | Bab Az-Zuhd Wal Wara'
🔊 Hadits 02 | Larangan Menjadi Hamba Dunia
⬇ Download Audio: https://goo.gl/jXzejb
~~~
📦Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
📮Saran Dan Kritik
Untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan dikirim melalui
SaranKritik@bimbinganislam.com
Contact Form
Popular Post
related Post
Total comment
Popular Posts
-
Bagi orang-orang yang menyukai Anime jepang, ONE PIECE sangat di kenal dan jadi salah satu anime terbaik yang di pernah buat dan masih ...
-
Meskipun banyak orang yg lulusan tingkat SMA tapi masih banyak masyarakat dengan pikiran2 mereka yg lebih memilih golput saat pemilu. Dari...
Translate
Total Pageviews
Category List
Tuhan kuatkan aku, Lindungiku dari putus asa
About Me
PEMIMPIN YANG MEMPERSULIT RAKYATNYA
بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله Kita lanjutkan pada hadits yang ke 10. َوَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ ...