Sungguh
luka ini terasa sakit, dia memelukku dengan erat dan menenggelamkan ku
ke dalam laut kenangan yang hitam.
Mata ku terbelalak, hanya bisa diam. Ingatan ku kembali, seakan semua kejadian itu terjadi di hadapanku. perasaan itu pun membasahi seluruh baju ku. Hingga aku terasa dingin, mengingat saat masih bersamamu, Sungguh aku telah banyak berkorban untukmu, namun mengapa kau tancapkan pisau ini di hatiku, hingga darah ini pun mengalir jatuh ke tanah membasahi di setiap sela - sela kaki ku.
Mata ku terbelalak, hanya bisa diam. Ingatan ku kembali, seakan semua kejadian itu terjadi di hadapanku. perasaan itu pun membasahi seluruh baju ku. Hingga aku terasa dingin, mengingat saat masih bersamamu, Sungguh aku telah banyak berkorban untukmu, namun mengapa kau tancapkan pisau ini di hatiku, hingga darah ini pun mengalir jatuh ke tanah membasahi di setiap sela - sela kaki ku.
Dan
di tengah hela nafas terakhir ku, kau menghina dan mencaci diriku.
Dahulu kau kejar aku, dan mengatakan sayang dan tak ingin aku pergi.
Sulit bagi ku untuk mencintaimu, namun kau bisa dapatkan hati ku. Tapi
ketika itu juga, kau pergi jauh, dan begitu saja meninggalkan aku yang
sudah mencintaimu. Rayuanmu sungguh indah, janjimu sungguh manis, dan
aku hanya bisa tersenyum di detik terakhir di sisa hidupku. Kini aku pun
telah pergi, jasad ku terasa dingin dan kaku, raga ku pergi kelangit
sambil melihat jasadnya yang tersenyum manis mengingatmu...