Contact Form

 

Kajian 48 | Sujud Syahwi (Bagian 2)

MATAN KITAB
والمتروك من الصلاة ثلاثة أشياء فرض وسنة وهيئة فالفرض لا ينوب عنه سجود السهو بل إن ذكره والزمان قريب أتى به وبنى عليه وسجد للسهو والسنة لا يعود إليها بعد التلبس بالفرض لكنه يسجد للسهو عنها والهيئة لا يعود إليها بعد تركها ولا يسجد للسهو عنها وإذا شك في عدد ما أتى به من الركعات بنى على اليقين وهو الأقل وسجد للسه وسجود السهو سنة ومحله قبل السلام

Dan perkara-perkara yang ditinggalkan didalam shalāt ada tiga macam jenisnya, Fardu, Sunnah-Sunnah dan Haiat.

Adapun perkara yang wajib, maka tidak bisa digantikan dengan sujud sahwi. Apabila dia ingat dan waktunya masih pendek atau masih dekat, maka kewajiban yang ditinggalkannya tadi dikerjakan pada saat dia ingat, dan dilanjutkan serta kemudian sujud sahwi setelahnya.

Adapun sunnah-sunnah shalāt maka tidak diulang dan tidak perlu kembali untuk melakukannya apabila telah melakukan gerakan lain yang merupakan wajib didalam shalāt akan tetapi tetap perlu melakukan sujud sahwi karena lupa melakukannya.

Adapun sunnah Haiat maka tidak perlu kembali untuk melakukannya dan tidak perlu melakukan sujud sahwi karena meninggalkannya.
〰〰〰〰〰〰〰


SUJUD SAHWI BAGIAN 2

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله و بعد

Para sahabat BiAS yang dirahmati oleh  Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kita lanjutkan halaqah yang ke-48 masuk pada fasal tentang "Sujud sahwi bagian ke-2"


قال المصنف

Penulis melanjutkan,

((فالفرض لا ينوب عنه سجود السهو بل إن ذكره والزمان قريب أتى به وبنى عليه وسجد للسهو))

Kata beliau, adapun perkara yang faraid (rukun), maka tidak bisa digantikan dengan sujud sahwi.

Apabila dia ingat (kalau dia meninggalkan rukun) dan waktunya masih pendek atau masih dekat (belum lama), maka rukun yang ditinggalkannya tadi segera dikerjakan pada saat dia ingat, dan dilanjutkan (gerakan shalāt setelahnya) (yakni) tidak perlu diulang dari awal (shalāt) lalu kemudian sujud sahwi setelahnya (maksudnya) sebelum salam.

Faraid atau rukun shalāt, apabila ditinggalkan maka harus (kembali) untuk dikerjakan.

Ada beberapa keadaan:

⑴ Apabila dia ingat (rukun yg ditinggalkan) dan masih dalam keadaan shalāt, maka wajib kembali mengulang mulai dari rukun yang ditinggalkan, lalu sujud sahwi. Adapun gerakan sebelum rukun yang lupa tadi tidak perlu diulang.

Jadi apabila ingat dan masih dalam keadaan shalāt, maka wajib untuk kembali kepada shalāt yang ditinggalkan dan tidak perlu mengulangi dari awal, kemudian sujud sahwi.

(2) Apabila dia ingat setelah salam (selesai shalāt), namun belum lama jeda waktunya, maka segera kembali mulai dari al fard (rukun) yang ditinggalkan tadi dan gerakan setelahnya dan tidak perlu mengulang dari awal .

(3) Apabila dia ingat setelah salam (setelah selesai shalāt), namun ada jeda cukup panjang maka dia wajib mengulangi shalāt tersebut dari awal.

Hal ini berlaku bagi imam maupun orang yang  shalāt munfarid (shalāt sendirian).

Adapun makmum, maka apabila dia lupa maka dia tidak melakukan sujud sahwi dan imam menanggung apa yang dilupakan oleh makmumnya.

Kemudian penulis melanjutkan,

((والسنة لا يعود إليها بعد التلبس بالفرض لكنه يسجد للسهو عنها))

"Adapun sunnah-sunnah shalāt maka tidak perlu mengulang kembali untuk melakukannya. "

Jika dia telah melakukan gerakan lain yang merupakan perkara faraid (rukun) di dalam shalāt. Tetapi tetap perlu melakukan sujud sahwi karena lupa melakukan perkara yg termasuk wajib shalāt.

~~~
Catatan: Diibaratkan dalam matan dengan sunnah maksudnya adalah perkara yg termasuk wajib dalam shalāt. Dan disebutkan alfaraid maksudnya adalah rukun shalāt.

Hal ini karena perbedaan pembagian dalam madzhab syafii di dalam shalāt hanya ada wajib shalāt dan sunnah shalāt. Wajib shalāt yg diistilahkan rukun shalāt pada madzhab lain, dan sunnah shalāt yg meliputi wajib shalāt dan sunnah shalāt dalam istilah madzhab lainnya.

Dalam madzhab lain dibagi menjadi rukun shalāt, wajib shalāt dan  sunnah shalāt.
 ~~~

Sunnah-sunnah didalam shalāt terbagi menjadi 2 (dua) (dalam istilah madzhab syafii demikan) yaitu :

1. Al ib'adh, yaitu sunnah shalāt) yang apabila ditinggalkan dilakukan sujud sahwi (catatan: dalam madzhab lain dimasukkan dalam kategori wajib dalam shalāt).

2. Haiat, yaitu sunnah shalāt yang tidak ada pengaruhnya apabila ditinggalkan (catatan:  dalam madzhab lain diistilahkan sebagai sunnah-sunnah dalam shalāt).

Sunnah al ib'adh (atau diistilahkan dalam madzhab lain sebagai wajib-wajib dalam shalāt), seperti:

Tasyahud awwal
Duduk tasyahhud
Shalawat atas nabi dalam tasyahhud, dan lain-lain.

Sunnah al ib'adh apabila tertinggal maka dilakukan sujud sahwi, misalnya:

▪Seseorang lupa tasyahud awal, kemudian dia berdiri. Tasyahhud awwal merupakan sunnah ib'adh (termasuk wajib shalāt, sedangkan berdiri adalah termasuk al fard (rukun). Maka tatkala dia sudah berdiri kemudian ingat bahwasanya dia belum tasyahud awal, maka tidak diperkenankan untuk kembali duduk pada tasyahud awal (karena dia telah terlanjur melakukan kewajiban (rukun) shalāt yang lainnya) oleh karena itu langsung dia melanjutkan shalāt tersebut dan nanti diganti dengan sujud sahwi sebelum salam.

Hal ini berdasarkan hadīts yang diriwayatkan oleh Abdullāh bin Buhinah,

عن عبدِ اللهِ بنِ بُحينةَ، أنه قال: ((صلَّى لنا رسولُ اللهِ صلَّى الله عليه وسلَّمَ ركعتينِ، ثم قام فلمْ يجلِسْ، فقام الناسُ معه، فلمَّا قضى صلاتَه وانتظَرْنا التسليمَ كبَّر، فسجَدَ سجدتينِ وهو جالسٌ قبل التَّسليمِ، ثم سلَّمَ صلَّى الله عليه وسلَّمَ )) رواه المسلم

"Bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam shalāt 2 (dua) raka'at kemudian beliau berdiri dan tidak duduk, maksudnya tidak duduk tasyahud awal maka orang-orang pun berdiri mengikuti beliau, setelah beliau selesai shalātnya dan kami menunggu beliau untuk salam, maka beliau Shallallāhu 'alayhi wa sallam bertakbir dan sujud dengan dua kali sujud dan dia dalam keadaan duduk sebelum salam, kemudian setelah itu beliau salam"

(Hadīts riwayat Muslim)

Kemudian penulis melanjutkan,

((والهيئة لا يعود إليها بعد تركها ولا يسجد للسهو عنها))

Adapun sunnah Haiat maka tidak perlu kembali untuk melakukannya dan tidak perlu melakukan sujud sahwi karena meninggalkannya.

Sunnah Haiat adalah sunnah yang tidak berpengaruh jika dilakukan. (Catatan: dalam madzhab lain dikategorikan dalam istilah sunnah-sunnah dalam shalāt).

Sunnah Haiat seperti :

√ Membaca tasbih
√ Membaca takbir tatkala perpindahan gerak
√ Membaca taawwudz, dll

Apabila ditinggalkan baik sengaja ataupun lupa maka tidak perlu sujud sahwi.

Kemudian penulis melanjutkan,

((وإذا شك في عدد ما أتى به من الركعات بنى على اليقين وهو الأقل وسجد للسه))

Apabila  ragu terhadap jumlah bilangan raka'at yang dikerjakan maka ambilah patokan sesuatu yang yakin, yaitu dengan mengambil jumlah raka'at yang paling sedikit, kemudian setelah itu sujud sahwi.

Disini jika seseorang ragu maka dia berpatokan kepada sesuatu yang yakin, namun apabila dia tetap ragu, maka ambilah jumlah bilangan raka'at yang terkecil, karena itu lebih yakin daripada raka'at yang lebih besar.

Apabila seseorang lupa apakah dia shalāt 2 (dua) atau 3 (tiga) raka'at, dia yakin kalau 2 (dua) pasti, maka tinggalkan dia kembali untuk menghitung raka'at nya menjadi raka'at yang 2 (dua)

((وسجود السهو سنة ومحله قبل السلام))

Sujud sahwi hukumnya adalah sunnah dan dilakukan sebelum salam.

Masalah ini sudah dibahas diawal yang merupakan mahzhab dari Imām Syāfi'ī bahwasanya hukumnya sunnah dan dilakukan sebelum salam, ini yang afdhal.

Demikian yang bisa disampaikan, semoga bermanfaat.


وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

~~~

▪Tentang istilah pembagian gerakan atau bacaan dalam sholat

Dalam madzhab Syafi'i
▪Al Fard ( Wajib2 dalam sholat) ➡ ini diistilahkan rukun sholat dalam madzhab lain

▪Sunnah
      Sunnah ib'adh (dalam madzhab lain diistilahkan wajib-wajib shalāt)
      Sunnah haiat (dalam madzhab lain diistilahkan sunnah-sunnah sholat)

____________

Jum'at, 22 Rabi'ul Akhir 1438 H /  20 Januari 2107 M
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abū Syujā' | Kitāb Shalāt
🔊 Kajian 48 | Sujud Syahwi (Bagian 2)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FZ-H048
〰〰〰〰〰〰〰


▪Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...
Dengan menjadi Donatur Rutin Program Dakwah Cinta Sedekah

1. Pembangunan & Pengembangan Rumah Tahfizh
2. Support Radio Dakwah dan Artivisi
3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia

Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/

Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah
🌎www.cintasedekah.org
👥 https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q
------------------------------------------

Total comment

Author

Unknown

0   komentar

Cancel Reply