Contact Form

 
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين

Halaqah yang ke-11 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Tanda-Tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi dan Telah Berlalu".

Hari kiamat adalah hari akhir dunia ini.

Allāh Subhānahu wa ta'āla mengabarkan bahwa hari tersebut sudah dekat, yaitu apabila dibandingkan dengan umur dunia ini secara keseluruhan.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman :

ﺍﻗْﺘَﺮَﺏَ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﺣِﺴَﺎﺑُﻬُﻢْ ﻭَﻫُﻢْ ﻓِﻲ ﻏَﻔْﻠَﺔٍ ﻣُﻌْﺮِﺿُﻮﻥَ

"Telah dekat perhitungan bagi manusia, sedangkan mereka dalam keadaan lalai lagi berpaling."
(QS Al Anbiyā: 1)

Total comment

Author

Unknown
NIKMAT DAN ADZAB KUBUR (Bagian 2)

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Beriman kepada Hari Akhir adalah tentang "Nikmat Dan Adzab Kubur (Bagian 2)".

Di dalam hadist Al Barra' radhiyallāhu 'anhu di sebutkan bahwasanya:

⑴ Orang yang beriman apabila bisa menjawab fitnah kubur dengan baik akan:

✓Diberi alas dari surga.
✓Diberi pakaian dari surga.
✓Dibuka pintu menuju surga sehingga ia diterpa angin surga dan mencium wanginya bau surga.
✓Diluaskan kuburannya sejauh mata memandang.
✓Ditemani amal shalih yang selama ini lakukan di dunia, yang Allāh wujudkan berupa seorang yang:

• Berwajah bagus
• Berpakaian indah
• Berbau wangi

Total comment

Author

Unknown
NIKMAT DAN ADZAB KUBUR (BAGIAN 1)

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة و السلام على رسول الله

Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Nikmat Dan Adzab Kubur (Bagian 1)".

Diantara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya adzab dan nikmat kubur.

Kewajiban seorang mu'min adalah beriman meskipun belum atau tidak mengetahui hakikat caranya.

Kata "kubur" di sini adalah kebanyakan (keumuman) dan bukan merupakan pembatasan.

Artinya, seseorang akan tetap mendapatkan adzab atau nikmat kubur kalau memang dia berhak,  meskipun dia mati dalam keadaan tenggelam atau terbakar sehingga menjadi abu atau dimakan binatang buas dan lain-lain.

⇒Tentunya dengan cara yang Allāh ketahui.

Dalil adanya adzab kubur di dalam Al Qurān diantaranya adalah firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla tentang orang orang-orang munāfiqīn :

ﺳَﻨُﻌَﺬِّﺑُﻬُﻢْ ﻣَﺮَّﺗَﻴْﻦِ ﺛُﻢَّ ﻳُﺮَﺩُّﻭﻥَ ﺇِﻟَﻰٰ ﻋَﺬَﺍﺏٍ ﻋَﻈِﻴﻢ

"Kami akan mengadzab mereka dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada adzab yang besar."
(QS At Taubah: 101)

◆ Al Imam Ath Thabariy rahimahullāh berkata dalam tafsirnya: "Adzab yang pertama adalah di dunia dan adzab yang kedua adalah di kubur."

Di dalam hadits Al Barra Ibnu 'Ādzib radhiyallāhu 'anhu yang panjang yang menceritakan tentang fitnah, nikmat dan adzab kubur.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayihi wa sallam bersabda:

استعيذوا بالله من عذاب القبر

"Hendaklah kalian berlindung kepada Allāh dari adzab kubur."
(HR Abū Dāwūd dan juga yang lain, hadits shahīh)

Hadist-hadits tentang adzab kubur termasuk muttawātir menurut para ulama.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah yang selanjutnya.

وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Saudaramu,
'Abdullāh Roy
Di Kota Al Madīnah

✒Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 20 Jumādal Akhir 1437 H / 29 Maret 2016 M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 09 | Nikmat Dan Adzab Kubur
⬇ Download Audio: https://goo.gl/0hwNSE
➖➖➖➖➖➖➖

Total comment

Author

Unknown

MENGELOLA HARTA ALLAH TANPA HAK

Rabu, 11 Jumadal Ūla 1438 H / 08 Februari 2016 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
📗 Kitābul Jāmi' | Bab Peringatan Terhadap Akhlak-Akhlak Buruk
🔊 Hadits 12 | Mengelola Harta Allāh Tanpa Hak
⬇ Download audio MENGELOLA HARTA ALLĀH TANPA HAK

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الل


Kita lanjutkan hadits berikutnya.

َوَعَنْ خَوْلَةَ اَلْأَنْصَارِيَّةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِنَّ رِجَالاً يتخوَّضون فِي مَالِ اَللَّهِ بِغَيْرِ حَقٍّ فَلَهُمْ اَلنَّارُ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ )  أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ


Dari Khaulah Al Anshariyyah radhiyallāhu 'anha, ia berkata Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

”Sesungguhnya beberapa orang mengelola (mengatur) harta Allāh tanpa hak, maka bagi mereka neraka pada hari kiamat."

(HR Bukhari)


Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,

Kalimat يتخوَّضون diambil dari kalimat al khaudh, dan al khaudh asalnya adalah al masyyu fil ma’ (berjalan di air).

Maksud:  إِنَّ رِجَالاً يتخوَّضون  adalah, ”Sesungguhnya beberapa orang, mereka  mengelola (mengatur)."

Kalimat ”berjalan” ini kemudian digunakan juga dengan maksud ”tenggelam dalam pengaturan” yaitu mengelola harta Allāh, tanpa kebenaran.

Pengelolahan harta di sini maksudnya baik harta sendiri maupun harta orang lain.

Maka, hadits ini mengingatkan bahwasanya harta yang dimiliki oleh seseorang pada hakikatnya adalah harta Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Harta tersebut hanyalah titipan. Bahkan meskipun harta tersebut secara zhahir adalah milik sendiri.

Oleh karenanya, Allāh Subhānahu wa Ta'āla tatkala menjelaskan tentang budak-budak yang ingin melakukan mukatabah, kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

”Dan budak-budak kalian yang hendak melakukan mukatabah (yaitu ingin menebus/memerdekakan diri mereka sendiri dengan bayaran tertentu) maka terimalah keinginan mereka untuk melakukan mukatabah.”

Saya ulangi, mukatabah adalah sistim di zaman perbudakan yaitu tatkala seorang budak ingin membebaskan dirinya dengan membayar sendiri, kemudian dia sepakat dengan tuannya berapa yang harus dibayar agar dia bisa bebas.

Kata Allāh:

"Kalau kalian mengetahui mereka (budak-budak kalian) baik maka terimalah perjanjian akad tersebut (akad mukatabah).”

Kemudian kata Allāh:

”Dan berikanlah kepada mereka dari sebagian harta Allāh yang Allāh berikan kepada kalian.”

Allāh mengatakan, ”Harta kalian itu adalah harta Allah maka berikanlah kepada mereka sebagian.”

Ini adalah dalil bahwasanya harta kita adalah harta Allāh dan kita hanya dititipi oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Oleh karenanya, tatkala seseorang meninggal dunia kita mengatakan innalillahi wa inna ilaihi rajiun, yaitu kalimat istirja, yang artinya: ”Kita ini hanyalah milik Allāh, dan kita akan dikembalikan kepada Allāh.”

Jangankan harta, tubuh kita, nyawa kita, jasad kita adalah milik Allāh dan akan kembali kepada Allāh.

Tatkala kita mengetahui bahwa harta kita dari Allāh, maka kita harus tahu berarti harta adalah titipan dari Allah.

Dan aturannya tatkala ada seorang menitipkan barang kepada orang lain, maka orang lain tersebut (yang dititipi barang) boleh menggunakan barang tersebut tapi sesuai dengan idzin dari pemilik barang yang sesungguhnya (yang menitipkan). Harus sesuai dengan aturan yang menitipkan.

Contohnya Si A menitipkan motor kepada Si B. Maka apakah Si B boleh menggunakan motor tersebut?

Boleh, tetapi dengan peraturan yang dibuat Si A, karena yang memiliki motor sesungguhnya adalah Si A.

Si A misalnya mengatakan, ”Boleh kamu pakai motor tersebut, tapi tidak boleh digunakan macam-macam, isi bensinnya dan rawat.”

Ini berarti Si B berhak menggunakan sesuai aturan penitip.

Demikian pula tatkala harta yang kita miliki adalah harta Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka kita tidak boleh menggunakan harta tersebut, mengelola harta tersebut dengan sembarangan.

Allāh punya aturan, di antaranya Allāh akan bertanya kepada setiap hamba, ”Di mana kau habiskan harta tersebut? Dimana kau gunakan harta tersebut?"

Tidak boleh seseorang menggunakan seenaknya, kemudian dia dihabiskan kepada perkara-perkara yang haram, perkara yang sia-sia.

Makanya Allāh menegur, kata Allāh:

”Sesungguhnya orang-orang yang mubadzdzir adalah teman-teman syaithan.”

Tidak boleh menghambur-hamburkan uang yang tidak bermanfaat, tidak boleh.

Allāh mengatakan:

”Makan dan minumlah tapi jangan berlebih-lebihan.”

Tidak boleh seseorang berlebih-lebihan dalam makan dan minum. Demikian juga dengan membeli makanan yang mahal-mahal sehingga terbuang-buang.

Ini semua tidak boleh dan ini adalah bentuk mengelola harta Allāh tanpa hak.

Oleh karenanya bagi mereka yang mengelola harta Allāh (harta mereka sendiri yang merupakan titipan dari Allāh) dengan tanpa hak, misalkan dia gunakan pada perkara yang haram, perkara yang sia-sia, menghambur-hamburkan uang, maka mereka terancam dengan neraka Jahannam.

Ini yang pertama.

Yang kedua, dan kebanyakan ulama membawakan hadits ini pada makna yang kedua, yaitu lebih dikhususkan kepada orang-orang yang mengolah harta negara (harta orang lain, bukan harta dia) atau harta rakyat.

Karena pada hakikatnya para pemimpin dan para pejabat, mereka sedang mengelola harta rakyat, bukan harta mereka. Apalagi jika harta tersebut diperoleh dari zakat atau dari pajak misalnya.

Jika dipraktekkan di negara kita, jelas harta ini milik rakyat, paling tidak kita katakan milik negara.

Karena harta tersebut adalah titipan Allāh maka harus dikelolah demi kebaikan dan kemaslahatan kaum muslimin.

Barang siapa yang mengelola harta tersebut untuk kepentingan pribadi atau dia mengolah tidak sesuai dengan prosedur, misalkan membuat proyek-proyek ngawur sehingga uang habis begitu saja, atau dia sangka jika uang tersebut habis tidak akan dimintai pertanggungjawaban, maka kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

”Bagi mereka neraka Jahannam.”

Maka seseorang hendaknya berhati-hati tatkala diberi amanah untuk mengurus harta rakyat, untuk mengurus uang negara.

Setiap uang yang dia urus tersebut akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dia harus mengelola uang tersebut demi kemaslahatan negeri dan kemaslahatan rakyat.

Contoh bentuk mengelola harta Allāh dengan tidak benar, seperti membeli barang untuk kepentingan negara dengan harga yang murah supaya cepat diganti, dengan begitu ada proyek baru.

Seperti ini haram, tidak boleh.

Kalau dia ingin membeli barang untuk kepentingan negara harus membeli barang yang terbaik, yang tahan lama, meskipun mahal.

Jika tidak demikian maka mereka ini akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, karena mengelola harta dengan tidak sebagaimana mestinya.

Dan kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

”Bagi mereka neraka Jahannam.”
__________


Wallāh Ta'āla A’lam bish Shawab
🌍 BimbinganIslam.com

~~~~~~~~

Total comment

Author

Unknown

IHSAN DAN RUKUNNYA

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang "Ihsan Dan Juga Rukunnya".

Ihsan adalah tingkatan di dalam agama yang paling tinggi.

● Secara Bahasa

Ihsan adalah berbuat sebaik mungkin ketika melakukan sesuatu

● Secara Syari'at

Makna Ihsan adalah memperbaiki amal dan ibadah kepada Allāh karena dia merasa diawasi dan dilihat oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Didalam hadist Jibrīl 'alayhissalām, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda ketika ditanya tentang "Apa itu Ihsan?".

Beliau mengatakan:

أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

"Engkau beribadah kepada Allāh seakan-akan engkau melihatnya, maka apabila engkau tidak melihatnya, sesungguhnya dia melihatmu."

Orang yang beribadah seakan-akan melihat Allāh atau merasa di lihat Allāh baik zhahir maupun bathinnya maka ia akan:

Total comment

Author

Unknown

Halaqah 07 | Rukun Iman


RUKUN IMAN

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Halaqah yang ke-6 (7) dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang "Arkānul Īmān (Rukun-Rukun Iman)".

Amalan bathin yang paling penting dalam syariat islam yang dibawa oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah Rukun Kman yang jumlahnya ada enam, sebagaimana sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ketika Beliau ditanya tentang "Apa itu iman?" :

ﺃَﻥْ ﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻭَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘِﻪِ ﻭَﻛُﺘُﺒِﻪِ ﻭَﺭُﺳُﻮْﻟِﻪِ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ ﺍﻵﺧِﺮِ ﻭَﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟْﻘَﺪَﺭِ ﺧَﻴْﺮِﻩِ ﻭَ شَرِّهِ

"Engkau beriman kepada Allāh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk".
(HR Muslim)

RUKUN IMAN KE-1 | Beriman kepada Allāh.

Telah kita bahas dalam Silsilah 'Ilmiah yang Pertama dan Kedua.

Total comment

Author

Unknown

Halaqah 06 | Rukun Islam


RUKUN ISLAM

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-6 (5) dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang "Arkānul Islām (Rukun-Rukun Islam)".

Syari'at islam yang dibawa oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam terdiri dari amalan yang zhahir dan juga amalan yang batin.

Amalan zhahir yang paling penting adalah Rukun Islam yang jumlahnya ada 5, yang tercantum dalam sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam :

ﺍْﻹِﺳِﻼَﻡُ ﺃَﻥْ ﺗَﺸْﻬَﺪَ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ الله ﻭَﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﺭَﺳُﻮْﻝُ الله ﻭَﺗُﻘِﻴْﻢَ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓَ ﻭَﺗُﺆْﺗِﻲَ ﺍﻟﺰَّﻛﺎَﺓَ ﻭَﺗَﺼُﻮْﻡَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻭَﺗَﺤُﺞَّ ﺍﻟْﺒَﻴْﺖَ ﺇِﻥِ ﺍﺳْﺘَﻄَﻌْﺖَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺳَﺒِﻴْﻼ

"Islam adalah engkau bersyahadat lā ilāha illallāh dan bahwasanya Muhammad Rasūlullāh dan mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan melakukan haji apabila engkau mampu menuju ke sana." (HR Muslim)

Total comment

Author

Unknown


MARĀTIB (TINGKATAN-TINGKATAN) DI DALAM ISLAM

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول لله و على آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang "Marātib (Tingkatan-tingkatan) Di Dalam Islam".

Di dalam hadits 'Umar bin Khaththāb radhiyallāhu 'anhu yang diriwayatkan Imām Muslim;

Datang Malaikat Jibrīl yang menjelma menjadi seorang laki-laki dengan ijin Allāh, bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tentang beberapa pertanyaan, diantaranya tentang "Apa itu Islam, Iman dan juga Ihsan?".

Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menjawab satu persatu dari pertanyaan tersebut.

Kemudian di akhir hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata:

فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ

"Sesungguhnya dia adalah Jibrīl yang datang kepada kalian, mengajarkan kepada kalian, agama kalian."

Total comment

Author

Unknown


KEUTAMAAN ISLAM YANG DIBAWA OLEH NABI MUHAMMAD SHALLALLĀHU ’ALAIHI WASALLAM

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Islam yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad Shallallāhu 'Alayhi wa Sallam memiliki banyak keutamaan yang tidak dimiliki syari'at sebelumnya, di antaranya :

SYARI'AT BELIAU SHALLALLĀHU 'ALAYHI WA SALLAM ADALAH UNTUK SELURUH UMAT MANUSIA

Allāh berfirman:

قُلۡ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيۡڪُمۡ جَمِيعًا

Katakanlah: Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah Rasūlullāh untuk kalian semuanya."

Total comment

Author

Unknown
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir, berjudul "Menjalankan Perintah Allāh Bekal Menuju Akhirat".

Perintah Allāh Subhānahu wa Ta'āla apabila dijalankan dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam maka akan menjadi hasanah (pahala) dan bekal menuju akhirat bagi seorang hamba.

Perintah yang paling dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla adalah apa yang Allāh wajibkan.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Allāh Subhānahu wa Ta'āla berkata,

ﻭَﻣَﺎ ﺗَﻘَﺮَّﺏَ ﺇِﻟَﻰَّ ﻋَﺒْﺪِﻯ ﺑِﺸَﻰْﺀٍ ﺃَﺣَﺐَّ ﺇِﻟَﻰَّ ﻣِﻤَّﺎ ﺍﻓْﺘَﺮَﺿْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ

"Dan tidaklah hambaKu bertaqarrub kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari pada apa yang sudah Aku wajibkan atasnya." (HR. Bukhāri)

Total comment

Author

Unknown
BEKAL PERJALANAN MENUJU AKHIRAT

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir, adalah tentang "Bekal Perjalanan Menuju Negeri Akhirat".

Perjalanan menuju negeri akhirat adalah perjalanan yang sangat panjang.

Seorang hamba membutuhkan bekal yang cukup agar sampai ke dalam surga Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan selamat.

Bekal tersebut adalah taqwa kepada Allāh.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

"Dan hendaklah kalian berbekal maka sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah ketakwaan."

Total comment

Author

Unknown
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة و السلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين

Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah yang kelima Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Makna Dan Dalil Beriman Kepada Hari Akhir".

Hari Akhir, dinamakan demikian karena tidak ada hari setelahnya.

Tidak ada lagi hari yang kita kenal yang dimulai dari dengan terbitnya matahari dan diakhiri dengan tenggelamnya.

◆ Makna beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan segala hal yang berkaitan dengan hari akhir tersebut,

• Mulai dari kematian.
• Fitnah kubur.
• Nikmat dan adzab kubur.
• Tanda-tanda hari kiamat.
• Kebangkitan manusia.
• Dikumpulkannya manusia.
• Perhitungan dan penimbangan amal.
• Dan seterusnya sampai masuknya manusia ke dalam surga atau neraka.

Total comment

Author

Unknown