Contact Form

 

JANGAN BERNAFSU INGIN JADI PENGUASA

Keterangan gambar atau photo

Assalamu'alaikum warahamatullahi wabarakatuh
Terkadang saya bingung mengapa begitu banyak orang – orang yang begitu bernafsu untuk menjadi penguasa bahkan tidak sedikit yang menggunakan cara2 curang seperti money politic, atau sampai hal2 aneh seperti datang ke beberapa dukun, faktor apa yang membuat mereka begitu berani dan bersemangat memilih jadi penguasa atau pemimpin. Benarkah apa yang sering di ucapakan selama ini untuk mensejahterahkan masyarakat benar - benar datang dari hati ? Atau ada niat –niat lain yang hanya dia dan Allah yang tahu, wallahu a’alam. Apa pun itu satu hal yang pasti semua yang kita lakukan akan di mintai pertanggung jawabannya di hadapan Allah, semua tanpa terkecuali.

Total comment

Author

Unknown

Pertanyaan:

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Bagaimana kita menyikapi media sosial yang semakin mudah memberikan kabar ke teman atau saudara? Sehingga memungkinkan kita untuk berkomunikasi kepada lawan jenis. Padahal kita berkomunikasi hanya bermaksud memberi kabar kost teman-teman lama.

جَزَاك اللهُ خَيْرًا

(Dari Umi Ma'rifah di Taiwan Anggota Grup WA Bimbingan Islam T06 G58)

Jawab:

Medsos adalah sarana yang dapat digunakan untuk sesuatu yang mubah, dapat pula untuk sesuatu yang bernilai ibadah, maupun untuk maksiat.

Bila medsos digunakan untuk hal-hal yang tujuannya mubah, seperti komunikasi dengan bahasa yang sopan (tidak genit), maka hukumnya mubah. Hanya saja, penggunaan medsos tetap perlu dibatasi agar tidak berlebihan dalam yang mubah, sehingga bergeser kepada yang dilarang.

Intinya, perhatikan poin-poin berikut:

1. Siapa yang akan diajak berkomunikasi? (mahram atau bukan). Kalau mahram, maka tidak mengapa. Tapi kalau bukan, maka batasi dan seperlunya saja.

2. Gunakan bahasa yang jelas dan tidak genit. Karena tulisan hukumnya sama dengan ucapan. Kita dilarang berkomunikasi dengan selain mahram, kecuali dengan nada bicara yang tegas dan tidak genit (merangsang syahwat lawan jenis).

3. Jangan share berita tentang amal shalih kita, karena ini mengundang sifat riya’ (ingin pamer), dan ini bisa membatalkan pahala amal kita.

4. Jangan berlebihan dalam berkomunikasi via medsos, namun sebatas yang diperlukan saja.

5. Jangan share foto-foto pribadi agar tidak disalahgunakan.

6. Jangan share foto orang lain, kecuali dengan seizinnya dan demi kemaslahatan syar’i (Contoh: men-share foto saudara kita yang jadi korban suatu musibah, atau yang sedang terbaring di Rumah Sakit, dan semisalnya).

Karena setiap muslim punya harga diri dan kehormatan yang tidak boleh dilanggar, dan tidak setiap orang ridha foto dirinya dalam kondisi tertentu disebarluaskan, karena ini bisa masuk ke dalam ghibah (menceritakan hal-hal yang tidak disukai saudara kita terkait dirinya tanpa sepengetahuan dia).

7. Jangan share foto makhluk bernyawa (hewan dan manusia) kecuali demi kemaslahatan syar’i yang mu’tabar.

8. Jangan asal sebarkan berita kecuali yang telah diklarifikasi kebenarannya dan bermanfaat untuk diketahui orang lain. Tidak semua berita yang tersebar itu benar, dan tidak semua berita yang benar itu pantas disebar. Kalaupun ia pantas disebar, maka tidak semua orang akan mendapat manfaat dari berita itu.

Bahkan boleh jadi bagi sebagian kalangan, sesuatu yang bermanfaat bagi kita akan menimbulkan madharat bagi orang lain karena disalah fahami. Jadi, pilih-pilihlah yang seksama dalam men-sharing sesuatu.

Demikian, wallaahu a’lam.

Konsultasi Bimbingan Islam
Dijawab oleh Ustadz Dr. Sufyan Baswedan Lc MA

🌍 BimbinganIslam.com
Sabtu, 14 Jumadal Ūla 1438 H / 11 Februari 2017 M
👤 Ustadz Dr.  Sufyan Baswedan,  Lc. MA
📔 Materi Tematik | Adab Berkomunikasi Di Media Sosial
🌐 Sumber: http://www.bimbinganislam.com/konsultasi/25-adab-akhlak/725-adab-dalam-berkomunikasi-di-media-sosial
-----------------------------------

ADAB DALAM BERKOMUNIKASI DI MEDIA SOSIAL

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Click
🌍 BimbinganIslam.com
Like & Share
👥 Facebook Page :
Fb.com/Info.BimbinganIslam
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
Fb.com/BimbinganMuamalahMaaliyah
Join Us
📣 Telegram Channel :
Telegram.me/TJBiAS
Telegram.me/TausiyahBimbinganIslam
Telegram.me/BimbinganMuamalahMaaliyah
__________

◆ Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...
Dengan menjadi Donatur Rutin Program Dakwah Cinta Sedekah

1. Pembangunan & Pengembangan Rumah Tahfizh
2. Support Radio Dakwah dan Artivisi
3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia

Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/

Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah
🌎www.cintasedekah.org
👥 https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q

Total comment

Author

Unknown

Larangan Berbuat Dzalim


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Kita lanjutkan pada hadits yang ke-13.

َوَعَنْ أَبِي ذَرٍّ رضي الله عنه عَنْ اَلنَّبِيِّ -صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-- فِيمَا يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ- قَالَ: ( يَا عِبَادِي! إِنِّي حَرَّمْتُ اَلظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَّالَمُوا )  أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Dzar radhiyallāhu 'anhu, dari Nabi shallallāhu 'alaihi wa sallam, Nabi meriwayatkan dari Rabbnya (hadits qudsi), Allāh berfirman:

"Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhya Aku mengaharamkan kezhaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikan kezhaliman haram diantara kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi."

(HR Muslim nomor 4674 versi Syarh Muslim nomor 2577)

Hadits ini menjelaskan tentang beratnya perkara kezhaliman. Dan Allāh menjelaskan haramnya penzhaliman dengan banyak ketegasan.

Seperti dalam hadits ini, Allāh megatakan:

إِنِّي حَرَّمْتُ اَلظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي

"Sesungguhnya Aku, mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku."

Allāh mampu melakukan kezhaliman, Allāh mampu melakukan segala sesuatu, tetapi Allāh mengharamkan kezhaliman atas diri Allāh (Allāh tidak akan zhalim), karena hal itu tidak layak bagi Allāh Subhanahu wa Ta'ala.

Kezhaliman adalah meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya, dan ini bertentangan dengan keadilan Allāh, bertentangan dengan Allāh Yang Maha Bijak (Hakim).

Jadi, kezhaliman bukan hanya diharamkan bagi makhluk-Nya bahkan Allāh pun mengharamkan kezhaliman atas diri-Nya.

"Dan Aku menjadikan kezhaliman haram diantara kalian."

Ini juga penekanan.

"Maka janganlah kalian saling menzhalimi."

Padahal kalau Allāh mengatakan, "Dan Aku menjadikan kezhaliman haram diantara kalian," maka sudah jelas bahwa diharamkan juga diantara kalian saling menzhalimi.

Tapi Allāh tekankan lagi di akhir hadits, kata Allāh, "Maka janganlah kalian saling menzhalimi."

Ini menjelaskan tentang buruknya kezhaliman.

Allāh Subhanahu wa Ta'ala¨tidak berbuat zhalim dan Allāh mengharamkan kezhaliman bagi hamba-hamba-Nya, diantaranya firman Allāh:

وَمَآ أَنَا۠ بِظَلَّٰمٍ لِّلْعَبِيدِ
 
"Aku tidak akan berbuat zhalim kepada hamba-hamba-Ku."

(QS Qaf: 29)

Dan Allāh juga berfirman:

وَمَا اللّهُ يُرِيدُ ظُلْماً لِّلْعَالَمِينَ

"Allāh tidak ingin kezhaliman bagi makhluk-Nya."

(QS Ali Imran: 108)

Allāh Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman:

وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّٰمٍ لِّلْعَبِيدِ

"Dan tidaklah Rabb kalian berbuat zhalim kepada hamba-hamba-Nya."

(QS Fussilat: 46)

Jadi kezhaliman adalah perkara yang tidak pantas bagi Allāh Subhanahu wa Ta'ala, dan diharamkan juga bagi hamba-hamba Allāh Subhanahu wa Ta'ala.

Disini Allāh mengatakan, "Janganlah kalian saling menzhalimi."

Ini mencakup tidak boleh menzhalimi orang lain secara "ibtida'an" (memulai menzhalimi) juga tidak boleh menzhalimi dalam rangka membalas dendam.

Tatkala seseorang membalas saudara yang berbuat zhalim kepadanya, hanya dibolehkan membalas sebatas (sesuai) kezhaliman yang dia terima, tidak boleh lebih. Jika lebih dari seharusnya maka dia telah berbuat zhalim.

Adapun kalau membalas kezhaliman dengan yang sesuai dengan yang dia alami maka ini  diperbolehkan dalam syari'at.

وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ

"Dan kalau kalian mau membalas maka balaslah dengan balasan yang sama (sesuai dengan kezhaliman yang kalian terima)."

(QS An Nahl: 126)

Kezhaliman ada 2:

Yang pertama, zhulmun nafs (zhalim kepada diri sendiri).

Zhalim kepada diri sendiri yang paling parah adalah kesyirikan kepada Allāh.

Allāh berfirman:

إِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٌ۬

"Sesungguhnya kesyirikan adalah kezhaliman yang besar."

(QS Luqman: 13)

Jadi, tatkala ia berbuat kesyirikan berarti ia menzalimi dirinya sendiri. Dia tidak bisa menzhalimi Allāh Subhanahu wa Ta'ala. Allāh tidak akan terzhalimi tapi dia menzhalimi dirinya sendiri dengan menjadikan makhluk mempunyai kedudukan yang sama seperti Khalik.

Banyak sekali bentuk-bentuk kezhaliman kepada diri sendiri dan yang paling besar adalah kesyirikan.

Yang kedua adalah menzhalimi orang lain.

Dan inilah yang dimaksud dalam hadits ini, yaitu, "Tidak boleh kalian saling menzhalimi."

Sebagaimana dalam hadits, Rasullullāh shallallāhu 'alaihi wa sallam berkata:

 إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ بَيْنَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِيْ شَهْرِكُمْ هَذَا، فِيْ بَلَدِكُمْ هَذَا

"Sesungguhnya darah kalian haram (tidak boleh ditumpahkan), harta kalian haram, (tidak boleh dilanggar), harga diri kalian haram (tidak boleh dijatuhkan) sebagaimana kehormatan hari ini, sebagaimana kehormatan bulan ini, sebagaimana kehormatan kota kalian ini (Mekkah)."

(HR Bukhari nomor 65 versi Fathul Bari nomor 67).

Hadits ini menjelaskan tentang kezhaliman dengan segala bentuknya.

Jadi, Allāh mengharamkan kezhaliman secara mutlak, tidak ada pengecualian, kenapa?

Karena zhalim adalah perkara yang tercela, meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya, maka haram secara mutlak, dalam bentuk apapun dan sekecil apapun.

Oleh karenanya dalam suatu hadits Rasullullāh shallallāhu 'alaihi wa sallam berkata:

"Tidak boleh engkau mengambil harta saudaramu meskipun hanya sepotong kayu siwak."

Tidak boleh seseorang mengambil kayu siwak dari saudaranya tanpa hak, ini bisa menjerumuskan kepada neraka Jahannam.

Oleh karenanya Rasullullāh shallallāhu 'alaihi wa sallam mewasiatkan:

من كانت عنده مظلمة لأخيه، من عرضه أو من شيء، فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم

"Barangsiapa yang mempunyai kezhaliman (pernah zhalim) terhadap saudaranya maka hendaknya dia minta dihalalkan hari ini, sebelum datang hari kiamat dimana tidak ada dinar dan dirham lagi."

Apa saja bentuk penzhaliman tersebut, apakah dia menjatuhkan harga dirinya atau yang lain.

Jadi seseorang harus berusaha minta dihalalkan atas kezhaliman yang telah dilakukan kepada saudaranya, agar dia tidak dituntut pada hari kiamat kelak, kenapa?

Karena pada hari kiamat kelak dia akan disidang oleh Allāh dan dia akan membayar kezhaliman yang telah dia lakukan.

Dan cara membayarnya bukan pakai dinar atau dirham, karena dia dibangkitkan dihari kiamat tidak ada dinar dan dirham yang dia bawa. Tapi dia bayar dengan kebaikan yang dia miliki.

Kalau ternyata kebaikan dia sudah habis maka dosa-dosa orang yang dia zhalimi akan dipikulkan pada dirinya, wal iyya 'udzubillāh.

Wallāhu Ta'ala A'lam bish Shawaab.
__________
🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 12 Jumadal Ūla 1438 H / 09 Februari 2016 M
👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
📗 Kitābul Jāmi' | Bab Peringatan Terhadap Akhlak-Akhlak Buruk
🔊 Hadits 13 | Larangan Berbuat Dzalim
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FA-Bab04-H13
~~~~~~


▪Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...
Dengan menjadi Donatur Rutin Program Dakwah Cinta Sedekah

1. Pembangunan & Pengembangan Rumah Tahfizh
2. Support Radio Dakwah dan Artivisi
3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia

Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/

Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah
🌎www.cintasedekah.org
👥 https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q

Total comment

Author

Unknown

GHIBAH (BAGIAN 1)

بسم اللّه الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Kita lanjutan pada hadits berikutnya, yaitu hadits ke 14.

َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ:  أَتَدْرُونَ مَا اَلْغِيبَةُ؟ قَالُوا: اَللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ: أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ ؟ قَالَ: إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اِغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فَقَدْ بَهَتَّهُ، أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

Dari shahabat Abu Hurairah radhiyallāhu 'anhu, Rasulullāh shallallāhu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Tahukah kalian apa itu ghibah?"

Para shahabat menjawab: "Allāh dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui."

Rasulullāh shallallāhu 'alaihi wa sallam mengatakan:

"Engkau menyebutkan tentang saudaramu apa yang tidak dia sukai untuk disebutkan."

Total comment

Author

Unknown

Hindari Bagian Wajah Saat Memukul

بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Kita lanjutkan hadits berikutnya.

َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا قَاتَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَجَنَّبِ اَلْوَجْهَ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallāhu 'anhu, beliau berkata: Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Jika salah seorang dari kalian memerangi (berkelahi) maka hendaknya dia menjauhi (menghindari) wajah."

(HR Bukhari nomor 2372 versi Fathul Bari nomor 2559 dan Muslim nomor 4729 versi Syarh Muslim nomor 2612)

Total comment

Author

Unknown
بِسْمِ الله الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله


Kita lanjutkan pada hadits yang ke 10.

َوَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( اَللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ )  أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

Dari 'Aisyah radhiyallāhu 'anha beliau berkata, Rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Ya Allāh, barangsiapa yang mengurusi umatku lantas dia merepotkan (membuat susah) umatku, maka repotkannlah dia."

(HR Muslim)

Hadits ini berisi doa Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam terhadap orang yang membuat repot (susah) kaum muslimin.

Total comment

Author

Unknown

KEMULIAAN SHAHĀBAT NABI  SHALLALLĀHU 'ALAYHI WASSALAM (04 DARI 04)


الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه


Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan menyampaikan tentang keutamaan seorang shahābat yang paling mulia diantara mereka, yaitu Abū Bakr Ash Shiddīq radhiyallāhu Tabāraka Ta'āla 'anhu.

Yang sangat menyedihkan di zaman kita, di akhir-akhir ini muncul suatu kaum yang mereka menjelek-jelekkan Abū Bakr dan mereka mengkāfir-kāfirkan Abū Bakr.

Kalau Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata Abū Bakr di surga, mereka mengatakan Abū Bakr di neraka.

Bahkan diantara do'a yang mereka agungkan namanya du'ā shanamain Qurāisy (do'a dua berhala Quraysh).

Do'a  itu apa isinya:

Total comment

Author

Unknown

KEMULIAAN SHAHĀBAT NABI  SHALLALLĀHU 'ALAYHI WASSALAM (03 DARI 04)


الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوان


Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan menyampaikan tentang keutamaan  seorang shahābat yang paling mulia di antara yaitu Abū Bakr Ash Shiddīq radhiyallāhu Tabāraka Ta'āla 'anhu.

Suatu hari 'Ummar berkata:

يَقُولُ أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ نَتَصَدَّقَ فَوَافَقَ ذَلِكَ عِنْدِي مَالاً فَقُلْتُ الْيَوْمَ أَسْبِقُ أَبَا بَكْرٍ إِنْ سَبَقْتُهُ يَوْمًا قَالَ فَجِئْتُ بِنِصْفِ مَالِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم " مَا أَبْقَيْتَ لأَهْلِكَ " . قُلْتُ مِثْلَهُ وَأَتَى أَبُو بَكْرٍ بِكُلِّ مَا عِنْدَهُ فَقَالَ " يَا أَبَا بَكْرٍ مَا أَبْقَيْتَ لأَهْلِكَ " . قَالَ أَبْقَيْتُ لَهُمُ اللَّهَ وَرَسُولَهُ قُلْتُ وَاللَّهِ لاَ أَسْبِقُهُ إِلَى شَيْءٍ أَبَدًا

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memerintahkan kita untuk bershadaqah. Kebetulan waktu itu saya punya harta, maka 'Ummar  berkata: "Hari ini saya akan mengalahkan Abū Bakr."

Total comment

Author

Unknown