Contact Form

 

Kajian 46 | Jumlah Raka'at Dan Gerakan Shalāt (Bagian 2)

JUMLAH RAKA'AT DAN GERAKAN SHALAT (BAGIAN 2)

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد

Para sahabat BiAS yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla kita.

▪TATACARA SHALĀT SAMBIL DUDUK

① Posisi Berdiri.

Kaedahnya, seseorang semampu mungkin untuk melakukan rukun sesempurna mungkin yang dia mampu, apabila tidak mampu maka berpindah pada keadaan berikutnya yaitu duduk.

Apabila mampu berdiri dengan bertelekan tongkat, atau dengan bersandar, maka tetap wajib berdiri.

Apabila mampu berdiri 1 raka'at atau 2 raka'at, maka wajib untuk berdiri walaupun pada raka'at lainnya sudah tidak mampu, maka posisi berdiri pada saat itu digantikan dengan duduk, apakah duduk iftirasy seperti dalam shalāt, atau tarabbu' (yaitu posisi bersila) atau duduk di atas kursi.

② Posisi Ruku'

Jika seseorang tidak mampu berdiri, namun mampu ruku', maka pada saat ruku' mengambil posisi yang sempurna, namun apabila tidak mampu, maka semampunya dengan memiringkan badan, sambil berdiri jika mampu, atau sambil duduk jika tidak mampu.

③ Posisi sujud

Apabila mampu untuk sujud secara sempurna, maka berpindah ke posisi sujud secara sempurna, namun apabila tidak mampu, maka dengan memiringkan badan lebih rendah dari posisi ruku'

dan demikian seterusnya


▪TATACARA SHALĀT SAMBIL BERBARING

Apabila tidak mampu untuk duduk dalam shalāt fardhu, maka diperbolehkan untuk shalāt sambil  berbaring sebagaimana hadits yang sudah disebutkan.

Adapun tata cara shalāt sambil berbaring sebagai berikut:

① Posisi berbaring:
→ bertumpu pada sisi kanan jika mampu dan menghadap kiblat
→ kemudian bertakbir dan meletakkan kedua tangan diatas dada jika mampu
→ kemudian ruku' dengan cara menundukkan kepala
→ i'tidal dengan kembali lagi
→ kemudian sujud dengan menundukkan kepala
→ kemudian kembali lagi dan begitu seterusnya
(setiap perubahan pergerakan dengan menundukkan kepala).

② Jika tidak mampu bertumpu pada sisi kanan, maka pada sisi kiri, agak miring dan menghadap kiblat, dan lakukan yang sama

③ Jika tidak mampu maka berbaring diatas punggungnya, dengan posisi kiblat dikakinya, dan bertakbir dan melakukan gerakan semampu mungkin, dengan mengangkat kepala setiap perubahan gerakan.

④ Jika tidak mampu maka dengan mengedipkan mata pada setiap pergerakan

⑤ Jika tidak mampu maka dengan isyarat tangan

⑥ Jika tidak mampu maka niatkan dengan hatinya setiap perubahan gerakan


Demikianlah secara ringkas tata cara shalāt yang diajarkan dalam syariat dan kita bisa menyimpulkan tentang:

🔗Ibadah Shalat sangat penting dan agungnya shalāt, sehingga tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan bagaimanapun dan kondisi apapun.

🔗Dan juga bagaimana Islam adalah agama yang mudah dan memberikan kemudahan, memberikan keringanan dalam setiap kondisi yang tidak mungkin dilakukan secara sempurna.

Oleh karena itu hendaknya kita bersyukur atas anugrah yang Allāh berikan kepada kita berupa syariat yang lengkap dan mudah.

Demikian yang bisa disampaikan, semoga bermanfaat.


وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Rabu, 20 Rabi'ul Akhir 1438 H /  18 Januari 2107 M
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abū Syujā' | Kitāb Shalāt
🔊 Kajian 46 | Jumlah Raka'at Dan Gerakan Shalāt (Bagian 2)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-FZ-H046
__________

▪Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...
Dengan menjadi Donatur Rutin Program Dakwah Cinta Sedekah

1. Pembangunan & Pengembangan Rumah Tahfizh
2. Support Radio Dakwah dan Artivisi
3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia

Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/

Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah
🌎www.cintasedekah.org
👥 https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q
------------------------------------------

Total comment

Author

Unknown

0   komentar

Cancel Reply