Contact Form

 

INSYAALLAH SEMUA MUDAH (Asal Tahu Kuncinya)

Bismillh…

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Jika di malam hari begitu gelap kelak kita akan  menemukan pagi yang terang, jika kita berjalan mendaki  keatas kelak diujungnya kita akan menemukan jalan yang menurun. Kesulitan itu datang beserta jalan keluarnya, semua berjalan dan
terjadi sesuai waktu yang di tentukaan. Jika ketika kita muda namun menjadi lemah karena keadaan, merasa dirinya terpuruk oleh cobaan, coba lihatlah kakek-kakek atau nenek-nenek yang berjalan tergopoh-gopoh dengan kulit yang keriput. Sebanyak apa pun uang mereka, sama sekali tidak akan mampu membuat mereka muda lagi. Lalu apa yang mereka lakukan??? Mereka (ikhlas) menerima semua itu, kenapa??? Karena mereka tahu jika kelak hari ini (masa tua) akan terjadi, seperti yang sekarang mereka rasakan. Terus bagaimana dengan kita yang masih muda, berjalan dengan gagah namun begitu pesimis ketika ada masalah dapat di selesaikan.
Seharusnya kita itu seperti kakek/nenek2 di atas, yang sudah mengetahui akan masa tuanya nanti padahal saat itu mereka masih muda. Begitu juga dengan kita sudah tahu jika kelak kita akan dapatkan sebuah cobaan, meskipun saat itu kita sedang berbahagia.. Sebenarnya sebuah kebahagian itu pun jadi pertanyaan, apakah benar kebahagian ini adalah benar kebahagian atau malah cobaan, seperti dalam firman Allah: Dan ketahuilah bahwa harta dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang begitu besar.  (QS; 8;28). Hayo…….

Tapi kebanyakan dari kita itu sering lupa, kebanyakan nikmat malah buat kita jadi lalai. Manusia taat hanya dalam keadaan sulit, mereka berdoa dengan khusyu, shalat, dzkir siang malam. Hingga tiba waktu doa mereka di kabulkan mereka pun meninggalkan kebiasaan baik waktu sulit, mereka (manusia) hanya datang kepada Allah saat terhimpit, padahal Allah berfirman dalam Al Qur’an. wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dalam mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang merugi (QS. 63:9). Contoh ini masih mending, karena masih melibatkan Allah dalam hal mencari keinginannya (dunia) meskipun, di akhir ia melupakan Allah ketika sudah mendapatkan hajatnya.

#Bagaimana jika ia (manusia) meminta kepada makhluk???

Nah ini yang gawat, ketika mahluk itu atas izin Allah mampu mengabulkan keinginannya, maka manusia pun akan tersesat. Ketika satu hajat terkabul, maka ia kan kembali tuk meminta yang lain jadi di pikirannya telah di kuasai oleh mahkluk tadi.
Menurut Ust. Yusuf Mansur " banyak manusia2 sekarang banyak di biarkan oleh Allah dalam mencari rizki dan mengurus urusan hidupnya, mereka jadi sangat jauh dengan Allah." bagaimanaa tidak, banyak keluarga yang suami dan istrinya mencari rizki berdua, tapi tetap kurang.kenapa??? karena Allah membiarkan mereka, itu kata beliau loh, bukan kata saya, sya cuma mengutip kalimatnya aja, hehe...
iya jika kita mau berpikir lebih dalam lagi, memang faktanya banyak seperti itu, iya begitulah jika hidup tanpa Allah semua serba sulit. makannya kita sering di anjurkan untuk mengejar Allah bukannya dunia, karena yang punya dunia ini kan Allah harusnya kita ngambil hati (sang pemiliknya), dengan cara mendekatkan diri kepadanya, layaknya seseorang yang mendekati calon mertua untuk mendapatkan anaknya, hehe,, tapi sya belum coba itu mah,, ckckckck..

Sudah jelas kan? apa yang terjadi jika semua urusan hidup kita tidak melibatkan Allah di dalamnya, SULIT. Semua itu bisa terjadi karena 1 yaitu kita yang kurang sabar dalam meminta, ketika anda mengalami itu (kesulitan hidup) pernahkah anda bertanya sudah bener belum shalat anda, sudah bener belum cara berdoa anda dan lain sebagainya. Bukannya Allah yang di koreksi, tapi anda!!!

 “Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk; dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS an-Nahl :60). 

Anda yang salah saudaraku,,, Allah itu maha sempurna Cuma orang yang gak berpikir menganggap Allah sebagai sumber masalah hidupnya.
Sesungguhnya Ruhul-Qudus menghembuskan diri ke dalam dirinya. Bahwa suatu jiwa sama sekali tidak akan mati hingga di sempurnakan rizkinya. Maka bertakwalah kepada Allah, baguskanlah dalam meminta, 'n janganlah kalian menganggap lamban datangnya rizki, sehingga kalian mencarinya dengan cara mendurhakai allah, karena apa yang berada di sisi Allah tidak bisa di peroleh kecuali dengan menaatinya...

#Mintalah dengan nama Allah al-Ganiyyu” (Yang Maha Kaya) dan “al-Hamiid” (Yang Maha Terpuji).

barangsiapa yang memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersyukur kepada-Nya atas semua limpahan nikmat dan karunia-Nya maka sesungguhnya Dia Subhanahu wa Ta’ala memang berhak untuk dipuji dan disyukuri atas segala nikmat-Nya, akan tetapi segala pujian dan sanjungan kepada-Nya tidak menambah sedikitpun dari kemuliaan dan kekuasaan-Nya, karena Dia Maha Kaya sehingga Dia Subhanahu wa Ta’ala tidak butuh kepada pujian dan sanjungan makhluk-Nya, sebagaimana ketaatan makhluk-Nya tidak bermanfaat bagi-Nya dan perbuatan maksiat mereka tidak merugikan dan membahayakan-Nya sedikitpun.
Maka semua ketaatan manusia adalah untuk kebaikan diri mereka sendiri, sebagaimana perbuatan maksiat mereka akan merugikan diri mereka sendiri, sebagaimana makna firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah) maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang kufur (tidak bersyukur) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (QS Luqmaan: 12).

Dalam sebuah hadits qudsi yang shahih, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan mampu memberikan kecelakaan bagi-Ku dan kalian tidak akan mampu memberikan kemanfaatan bagi-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya manusia dan jin dari yang pertama (ada di dunia) sampai yang terakhir semuanya (keadaannya seperti) orang yang paling bertakwa hatinya di antara kalian, maka hal itu tidak menambah sedikitpun dari kekuasaan-Ku, dan (sebaliknya) seandainya manusia dan jin dari yang pertama (ada di dunia) sampai yang terakhir semuanya (keadaannya seperti) orang yang paling buruk hatinya di antara kalian, maka hal itu tidak mengurangi sedikitpun dari kekuasaan-Ku…”

Bersambung...

#penulisnya mau sarapan dulu, hehe.wassalam...

Author: MBs

Total comment

Author

Unknown

0   komentar

Cancel Reply